Mahasiswa FDK segera Terbitkan Jurnal


Mahasiswa FDK segera Terbitkan Jurnal
[www.uinsgd.ac.id] Bulan Maret mendatang, seluruh mahasiswa pada jurusan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi harus mampu menerbitkan jurnal dan bulletin yang dikelola oleh mahasiswa sendiri. Untuk merealisasikan program tersebut, Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan Dr. Ujang Saefullah menyelenggarakan Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa yang bertajuk "Mencetak Jurnalis Muslim yang Profesional untuk Kepentingan Dakwah, Umat dan Bangsa." Kegiatan ini dilakukan selama tiga hari dari tanggal 16-18 Januari 2013 di Aula Gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi lantai 4 (16/01).
“Pelatihan ini sebagai sarana penggemblengan calon jurnalis muslim professional dengan tujuan memberikan pengetahuan teoritis serta terampil secara praktis. Selain itu mahasiswa paham bagaimana manajemen penerbitan media,” ungkap Ujang dalam sambutannya.
Menurutnya, target dari pelatihan yang diikuti oleh 40 mahasiswa dari berbagai jurusan fakultas Dakwah ini adalah penerbitan jurnal di BEM Fakultas dan BEM Jurusan. Fakultas sendiri akan langsung memberikan stimulant Dana sebesar satu juta untuk setiap BEM. “Bulan Maret dananya akan turun dan diharapkan mahasiswa bisa menyiapkan medianya serta susunan redaksinya,” pintanya.
Ia berharap bahwa dari pelatihan ini diharapkan mahasiswa dapat mengikuti pelatihan dengan serius. “Buka pikiran dan hati, agar saudara bisa menyerap ilmunya," sarannya.
Melihat fenomena setiap kegiatan mahasiswa, baik saat acara biasa ataupun moment pelantikan yang tidak runtut, Doktor bidang Komunikasi Antar Budaya ini, juga akan menyelenggarakan pelatihan keprotokoleran. “Dasar dari penyelenggaraan pelatihan keprotokoleran untuk semua BEM di Fakultas Dakwah karena setiap acara pelantikan searing banyak bolongnya dan banyak kelemahan,” ujar Ujang.
Mulyana, Ketua Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Dakwah dan Komunikasi pada sambutan sebelumnya menegaskan bahwa pelatihanan ini diprioritaskan untuk bidang pers pada masing-masing BEM karena mereka yang akan bertanggung jawab untuk menerbitkan jurnal.
Ia juga mengatakan bahwa landasan kegiatan jurnalistik sudah dilakukan oleh Rosulullah SAW sebagai pemberi kabar gembira.”Ia adalah pemberi insiprasi umat. Mudah-mudahan dengan pelatihan ini peserta bisa memberikan inspirasi dan tercetak jurnalis muslim professional,” harapnya.***[Dudi, Ibn Ghifarie]

0 komentar:

Pelatihan Jurnalistik, tingkatkan Softskill


Pelatihan Jurnalistik, tingkatkan Softskill
[www.uinsgd.ac.id] Pelatihan Jurnalistik Mahasiswa mahasiswa Jurnalistik menambah tingkat profesionalitas, untuk non jurnalistik membantu menegakan nilai-nilai pada masyarakat. Ini juga salah satu alasan kenapa antara dakwah dan komunikasi tidak terpisah.
Asep Muhyidin, Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi mengatakan hal tersebut kepada 40 peserta pelatihan jurnalistik untuk aktifis organisasi kemahasiswaan tingkat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Rabu (16/01/2013), bertempat di Aula Fakultas Lantai 4 Gedung Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
“Saya mengapresiasi dan ucapkan terima kasih kepada PD III kemahasiswaan dan BEMF yang secara terintegrasi menyelenggarakan kegiatan yang kreatif. Saya juga ucapkan terima kasih kepada narasumber, mudah-mudahan bisa menginspirasi para mahasiswa”, ujarnya.
“Saudara adalah pilihan terbaik pada jurusannya, mudah-mudahan jadi figur dan teladan untuk mahasiswa lainnya. Pelatihan ini akan sangat bermanfaat bagi mahasiswa, menambah tingkat profesionalitas, untuk non jurnalistik membantu menegakan nilai-nilai pada masyarakat. Penyampaiannya melalui media, sekarang menjadi relevan dengan dakwah dan komunikasi, di samping itu akan menambah lifeskillmahasiswa”, papar Asep.
Menurutnya, jaman globalisasi, lifeskill menjadi sangat penting. Di samping itu, menurut guru besar ilmu dakwah tersebut, pada abad demokrasi dan globalisasi tayangan media menjadi bebas tanpa mempertimbangkan dampak sehingga media berperan menjadi provokator. “Nah ini menjadi tantangan bagaimana penyampaian pesan harus merujuk pada nilai-nilai kebaikan, perubahan tidak hanya sekedar berubah tapi harus berlandaskan nilai kebaikan berdasarkan norma edukatif,”jelasnya.
Ia menuturkan bahwa seorang muslim jangan menjadikan berita buruk menjadi berita baik, tapi harus berdasarkan kode etik.”Ketika ada berita disampaikan kurang dipercaya, harus ditabayyun karena dakwah esensinya menyampaikan nilai kebaikan”, tegasnya.
“Itulah norma-norma yang harus diusung oleh jurnalis muslim yang menjadi landasan ideal menjadi jurnalis,”ucapnya sambil menutup acara pembukaan dengan mengucapkan basmallah.***[dudi]

0 komentar:

Mahasiswa FDK Kunjungi Redaksi ‘PR’


Mahasiswa FDK Kunjungi Redaksi ‘PR’
[www.uinsgd.ac.id] Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Gunung Djati Bandung kunjungi  Redaksi Pikiran Rakyat, Jl. Soekarno-Hatta 147 Bandung, Kamis (18/01/2013). Kedatangan aktifis mahasiswa tersebut didorong oleh kebutuhan akan pengetahuan dan pengalaman dalam mengelola media.
Menurut Pembantu Dekan III, Dr. Ujang Saefullah, sehari sebelumnya, mengatakan, rencananya 40 mahasiswa yang ikut pelatihan jurnalis muslim tersebut dituntut untuk merealisasikan program penerbitan jurnal pada jurusannya masing-masing. Oleh karena itu menurut Ujang, tujuan kedatangannya ke redaksi PR tersebut adalah untuk menimba pengalaman teknis mengelola media khususnya media cetak. “PR telah memberikan pencerahan kepada umat dan bangsa. Setelah meberikan dan praktik mahasiswa diharapkan  bisa menerbitkan jurnal, tabloid atau majalah. Oleh karena itu, mohon pihak PR berkenan untuk memberikan pencerahan kepada mahasiswa.
Pihak ‘Pikiran Rakyat’yang hadir, Erwin Kustiman dan Ida Munfarida masing-masing sebagai redaktur opini dan redaktur bidang pendidikan menyambut kedatangan peserta pelatihan jurnalistik tersebut dengan baik.
Erwin Kustiman menganalisis bagaimana masa depan surat kabar di Indonesia di tengah persaingannya dengan media online. Baginya, masa depan media cetak di Indonesia masih sulit diprediksikan. Karena perkembangan industri media begitu sangat cepat.
“Kehadiran internet berdampak pada media cetak, karena semua orang sudah bisa mengakses informasi kapanpun dan dimanapun. Ada yang meramalkan bahwa tahun 2020 media cetak akan musnah, wallstreet journal sudah tidak terbit lagi dan lebih berfokus ke media online. Apakah di akan terjadi juga di tanah air?” tuturnya dengan menyisakan tanya.
Erwin menjelaskan, Pikiran Rakyat sendiri dengan 43 juta penduduk Jawa Barat hanya beroplah 150 sampai 200 ribu eksemplar. Oleh karena itu masih ada celah pasar yang belum tergarap. Seninya adalah dengan mengambil strategi konvergensi dan mempertahankan karakteristik pada platformnya. Ini menjadi strategi terbaik media cetak ke depan, kredibilitas dan pemahaman terhadap suatu peristiwa harus menonjol.
Ida Munfarida redaktur pendidikan, menjelaskan, Pikiran Rakyat harus menyentuh semua kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa, hal ini dapat dilihat dari suplemen-suplemen pikiran rakyat seperti Percil, Kampus, Belia, Khazanah.
Setelah sesi tanya jawab, 40 mahasiswa mengunjungi dapur redaksi, mulai dari meja wartawan, meja redaksi, help desk bahasa, dan lay out.***[dudi]

0 komentar:

Album Pelantikan BEM Fidkom 2013


















1 komentar:

All Right Reserved \ 2013 Tohary Flash
Copyright © 2013 BEM-F FIDKOM and Tohary corps.